Selasa, 26 Februari 2008

KEMBALINYA RASA NASIONALISME RAKYAT PAPUA

Pepatah tua mengatakan "seenak enaknya negeri orang lebih enak dinegeri sendiri" ternyata memang benar. Terbukti pada 23 Pebruari 2008 lalu dua putra terbaik Papua Nocholas Simion Messet dan Franzalbert Joku merayakan syukuran atas kembali menjadi warga negara Indonesia setelah berjuang selama 40 tahun, akhirnya menyadari bahwa Papua perlu dibangun dan diberdayakan masyarakatnya.

Ketua II DPR Papua, Paskalis Kossy, S.Pd, MM dalam sambutannya mengatakan keputusan yang telah diambil keduanya (Franzalbert Yoku dan Nicholas Simion Messet) dan pemerintah Indonesia, sudah betul dan sangat positif. Ini bisa untuk membuka wawasan berpikir bagi orang Papua, khususnya bagi mereka yang telah lama meninggalkan tanah air. Sesungguhnya bukan hanya Nick Messet dan Franz Joku saja yang sudah berkeinginan untuk kembali ke tanah air, tapi banyak warga Papua lainnya yang merantau di luar negeri ingin kembali ke tanah air. Namun, karena prosesnya tidak semudah 'membalikkan tangan', maka sebagian dari mereka mengurungkan niatnya untuk kembali menjadi WNI. Untuk itu pihaknya berharap agar pemerintah pusat bisa memberikan kelonggaran-kelonggaran bagi mereka yang ingin kembali ikut membangun tempat kelahirannya di Papua.


Pemecahan masalahah Papua dapat diselesaikan antara RAkyat bersama pemerintah Daerah bekerja bersama dan berupata untuk menghilangkan saling curiga dan serius mewujudkan "clean governance", dapat menjadi upaya untuk meyakinkan pemerintah pusat, sehingga tidak lagi ada campur tangan. Untuk itu diharapkan kembalinya kedua tokoh Papua tersebut dapat menjadi panutan generasi muda Papua untuk berjuang dan membangun Papua dan bukan sebaliknya hanya memikirkan merdeka dan merdeka. Saya yakin slogan itu hanyalah ungkapan emosional yang dibangun oleh kelompok kepentingan yang ingin mengambil keuntungan dari isu kemerdekaan Papua. Hai Saudaraku, janganlah terjebak dan terlalu mudah dalam ungkapan "merdeka" karena andaikanpun merdeka belum tentu makmur dan sejahtera. Terbukti sekarang banyak bantuan dana ke Papua dan dikelolah oleh orang Papua masih belum menyentuh masyarakat Papua yang berdiam di pelosok daerah yang masih saja miskin dan belum makmur.

Cobalah untuk menyadari untuk apa merdeka jika masih sengsara, oleh karena itu menghimbau Beny Wenda, Mathias Wenda dan Siapaun yang masih diluar negeri bulatkanlah tekad untuk kembali dan bersama-sama membangun tanah Papua yang kaya untuk menggapai masa depan yang lebih baik.



D

Tidak ada komentar: